Ibnu Majid bin Abi Ma’lak as-Sa’di bin Abi ar-Raka’ib an-Najdi atau di kenal
dengan nama Ibnu Majid, merupakan ilmu navigator yang hidup pada pertengahan
abad XV. Kemampuan yang ia miliki tersebut ia warisi dari ayah dan kakeknya,
yan juga terkenal mualim dan ahli navigasi yang menguasai seluk beluk tentang
lau merah.

Di jazirah arab, beliau sangatlah terkenal beliau di
juluki sebagai “Singa Laut”, sedangkan orang-orang protugis menjulukinya
sebagai al-Malande atau al-Marante yang artinya ialah “Raja Laut”. Dalam catatan
Vaco da Gama, pelaut arab ini memiliki kemampuan yang luar biasa. Terlihat
ketika Ibnu Majid menolong Vasco da Gama menyelesaikan pelayarannya dari
Tanjung Harapan, Afrika Utara, hingga menuju India. Karya-karya Ibnu Majid,
seperti bait-bait puisi yang berbahasa arab telah di simpan di Institut
Ketimuran Leningrad. Di perkirakan puisi tersebut di buat pada akhir abad XV
dan permulaan abad XVI. Tiga bait dari isi tersebut yaitu sejumlah petunjuk
pelayaran, seperti cara mengetahui jarak tempuh dari satu tempat ke tempat
lain, perkiraan kecepatan dan arah angin, kondisi setiap medan, seta tips-tips
dalam melakukan pelayaran di lautan. Di samping itu juga, Ibnu Majid telah
menyisipkan rute-rute perjalanan yang melintasi laut merah dan sanudra hindia
dari kawasan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Ibnu Majid telah menunjukkan
kepiawaiannya dalam dalam membuat navigasi yang andal. Sehingga manuskripnya
merupakan sebuah warisan yang dapat di gunakan oleh mereka yang melakukan
pelayaran di lautan.

Konon, wilayah pesisir Afrika Barat sangat tertutup
bagi orang-orang eropa. Karena pantai tersebut sangatlah menyeramkan dan penuh
dengan misteri, khusunya di seputar yang di lalui oleh garis khatulistiwa.
Setiap kapal yang melalui tempat tersebut, akan kesulitan ketika hendak
melewati lautan tersebut, kecuali kapal-kapal yang telah di lengkapi dengan
layar besar yang berfungsi sebagai alat bantu pendorong. Kalaupun kapal
tersebut tidak memiliki layar yang cukup besar, para awak kapal berusaha sekuat
tenaga mandayung kuat-kuat agar kapal bisa berjalan kembali.
Pada masa itu, bangsa-bangsa eropa sangat percaya bahwa setiap kapal - kapal yang melintasi kawasan laut merah tidak akan pernah kembali lagi. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, tepat pada tahun 1461 orang-orang protugis mulai melakukan perjalanan untuk melalkukan delagasi ke india melewati jalur mesir pada tahun 1484. Di tengah perjalanan pemimpin kapal terrsebut yang bernama Kopelhem memutuskan untuk singgah sebentar di kawasan Sokoth Selatan, Semenanjung Arab. Di sana mereka bertemu dengan Ibnu Majid, dan di tempat tersebut orang-orang Protugis tersebut mendengat cerita-cerita kapulauan Madagaskar.
Setibanya di Kairo, Kopelhem bergegas menegirim surat
kepada raja protugis yang isinya merupakan permintaan ke pada sang raja untuk
mengirimkan utusannya untuk melakukan misi baru, yakni mengelilingi Afrika
untuk menemukan kepulauan Madagaskar. Saat itu, Kapolhem mendapat bantuan dari
Ibnu Majid. Tepat pada tahun 1498 atas bantuan dari Ibnu Majid raja laut yang
berasal dari Arab, petualang Vasco Da Gama di nyatakan berhasil.
Di sepanjang
perjalanan hidupnya Ibnu Majid telah memiliki maha karya seperti Qiladah Risalatisy wa Istikraj Qawa’idil
Usus Lil Mu’alim Sulaiman Al-Mahri ( Untaian dan surat-surat kaidah dasar Sulaiman
Al-Mahri), Tahfatul Fuhul Fi Tamhidil
Ushul ( Pengantar dasar-dasar ilmu pelayaran ), Al-Umdatul Mahriyyah fi Dabhthil ‘Ulumil Bahriyyah ( Pijakan
al-Mahri Dalam Meletakkan Ilmu Kelautan ) , Al-Qasidah
Li Ibnu Majid ( Senandung Ibnu Majid ).
Salah satu
pembaca karya Ibnu Majid ialah Sidi Ali Re’is seorang navigator asal Turki, Di
halaman pembuka karyanya yang berjudul The
Ocean. Ia mengatakan bahwa, karya-karay Ibnu Majid telah memberinya banyak
ilmu pengetahuan, terutama dalam ilmu navigasi.


















