Puisi Guru Sang Pahlawan - Di negara berkembang seperti indonesia pendidikan adalah hal yang anda perlukan wajib sekolah selama 12tahun tanpa ada nya pendidikan kita akan tertinggal karena termakan oleh arus modern. contoh kepahitan bangsa kita ini adalah nenek moyang kita sendiri yang sulit sekali untuk sekolah karena keterbatasan biaya pada saat itu.
Puisi Guru Sang Pahlawan ini di buat dikarenakan kita ingin memberikan penghormatan dan apresiasi kepada seluruh guru di indonesia yang sudah sepenuh hati mengajarkan anak bangsa untuk mencerdaskan anak bangsa walaupun kemakmuran guru masih jauh di bandingkan dengan negara lain.
Puisi Guru Sang Pahlawan adalah beberapa kumpulan kata-kata yang indah,
puisi untuk guru ini adalah sebagai apresiasi kepada seluruh guru di indonesia karena ke ikhlasan mereka mengabdi dan mendidik anak-anak di indonesia. menjadi guru bukanlah hal yang kita harus mendidik anak dengan penuh kesabaran dan seorang guru adalah orang tua kedua jadi mereka akan menganggap murid nya sebagai anak nya sendiri di sekolah.
Oke langsung saja inilah beberapa kumpulan
puisi guru pahlawan tanpa tanda jasa terbaik yang bisa kami post di blog ini. semoga bisa menjadi puisi yang menarik untuk di baca dan di bagikan di khalayak luas.
Kumpulan Puisi Guru Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa :
Puisi – Rindu Guru Tercinta
oleh Greety Marbun
Dikeheningan malam yang gelap
kau beriku obor kehidupan
Meski melulu bertahan satu malam
Namun bermanfaat untuk kehidupanku
Diteriknya panas siang hari
Kau beriku keteduhan
Meski melulu sekejap kurasa
Namun tidak jarang kali ku rasakan dalam hidupku
Jasa yang masing-masing kau lakukan
Tak ubahnya kasih sayang
Tak pernah mengharap balas
Karena kau pahlawan kehidupan
Baru kusadari,,
Betapa beratnya kau menjadi guru
Butuh masa-masa dan tenaga super
Karena muridmu sekarang sudah menjadi guru
Sepertimu…
terima kasih atas didik dan pengajarmu sekitar kami sekolah
jasamu tidak jarang kali kami kenang seumur hidup kami semua
Pahlawan Pendidikan
Jika dunia kami yang dulu kosong
tak pernah kau isi
Mungkin melulu ada warna hampa, gelap
tak dapat apa-apa, tak dapat kemana-mana
Tapi sekarang dunia kami sarat warna
Dengan goresan garis-garis, pun kata
Yang dulu melulu jadi mimpi
Kini mulai terlihat tidak lagi mimpi
Itu sebab kau yang mengajarkan
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang mesti dilukis
Juga mengenai kata yang mesti dibaca
Terimakasih guruku dari hatiku
Untuk seluruh pejuang pendidikan
Dengan pendidikanlah kita dapat memperbaiki bangsa
Dengan pendidikanlah nasib kita dapat dirubah
Apa yang tak barangkali kau jadikan mungkin
Hanya perkataan terakhir dari mulutku
Di hari edukasi nasional ini
Gempitakanlah tidak jarang kali jiwamu
wahai pejuang edukasi Indonesia
Puisi guru – Suara Anak Bangsa
oleh Nikmatullah Kamsi
Selamat pagi tersiar ramah
Selamat pagi kembali tersiar gundah gulanah
Do’a bareng terdengar menyejukkan hati
Dari orang-orang yang menginginkan kasih sayang
Kau buka materimu dengan mengajak membuka halaman
demi halaman memang itulah gayamu
Terdengar teriakan yang menyesakkan dada
Diam ……….!
Seluruh ruangan sunyi pekat
Kadang tersiar tarikan napas ketakutan
Kerjakan ……….!
Itulah perintah yang tidak jarang kali dituruti
Setelah tersebut kau menghilang mengarah ke sebuah ruangan
Disana sudah berkumpul guna bersenda gurau
Tak terasa waktu selesai dengan omonganmu
Belum waktunya kembali kau telah meninggalkannya
Apakah hal laksana ini telah menjadi kebiasaanmu ?
Apakah kau tak sempat tugasmu ialah suatu amanah ?
Kini bermukim kebisingan laksana beduk bertalu-talu
Berbagai bunyi yang terdengar
Teriakan ……..
Tertawa ………
Tangisan ……..
Bunyi meja seakan mengiringi suatu musik
Nyanyian panjang mengganggu ketetentraman sekitar.
Kapankah ini harus selesai ?
Hanya orang-orang yang malu dan inginkan berpikir
Terdengar suara dari kejauhan
Kami ialah anak bangsa yang haus bakal kasih sayang
Isilah jiwa kami yang kosong untuk memenuhi Kemerdekaan
Guruku Pahlawanku
Andai kata matahari tiada
Dunia bakal beku dan bisu
pelangi tiada bakal pernah terpancar
kehidupan tiada bakal pernah terlaksana
Disaat titik kegalauan menghampiri
Terlihat setitik cahaya yang kami cari
Yang nampak dari sudut-sudut bibirmu
Dan gerak-gerik tubuhmu
Engkau sinari jalan-jalan kami yang buntu
Yang nyaris menjerumuskan masa sepan kami
Engkau terangi kami dengan lentera ilmu mu
Yang tiada bakal pernah sirna di terpa angin umur
Guru……..
Engkau pahlawan yang tak pernah menginginkan balasan
Disaat kami tak memperhatikan mu
Engkau tak pernah mengeluh dan menyerah
Untuk mendidik kami
Darimu kami mengenal tidak sedikit hal
Tentang mana warna yang indah
Tentang garis yang mesti di lukis Juga mengenai kata yang mesti dibaca
Engkau menciptakan hidup kami berarti
Guru……
Tiada kata yang layak kami ucapkan
Di samping terimakasih atas seluruh jasa-jasa mu
Maafkan kami bila sudah membuatmu kecewa
Jasa-jasa mu bakal kami semat abadi sepanjang hidup kami
Terimakasih guruku, anda pahlawan ku
Puisi Guru – Pahlawanku Yang Terbaik
Oleh Nadia Ayu
Sinaran sang mentari …
Tanda tuk mengawali hari -harimu…
Tak terdapat kata lelah dari dirimu…
Kata motivasi yang kau ingatkan kepadaku…
Guruku…
Jasa -jasamu yang aku ingat,
saat aku berputus asa..
Perjuangan besarmu yang aku kagumi…
Kesabaranmu yang menjadi cirikhas mu…
Ohh…guruku…
Senyum motivasi mu…
Amarah mu…
Kesabaranmu…
Yang menjadi tanda kedatanganmu…
Ilmu mu…
Yang tlah kau berikan kpd seluruh anak didikmu…
Semoga akan berfungsi untuk seluruh orang…
TERIMA KASIH GURUKU …
JASAMU AKAN AKU KENANG SLALU…
Pahlawanku yang terbaik – oleh Nadia Ayu Purwita Sari
Puisi Guru Singkat
Puisi Guru – Setetes Embun Di Padang Pasir
Oleh : Anonimous
Terima kasih tak terukur untukmu
Terima kasih tak terkira untukmu
Terima kasih sebesar-besarnya untukmu
Termia kasih sekali lagi untukmu
Kau telah menyerahkan jalan mengarah ke kehidupan yang lebih baik buatku
Kau menyerahkan pertolongan sebelum aku membutuhkannya
Kau laksana cahaya dalam ruangan hampa nan gelap
Kau laksana setetes embun di padang pasir
Terima kasih guruku
Terima kasih
Kau tak bakal kulupakan
Jasamu bakal abadi sepanjang hayat hidupku
Puisi Hari Guru
Guru Pejuan Di Zaman ini
Guru… Kau merupakan
Pejuang Yang siap melindungi kami
Demi untuk kepintaran bangsa ini
Kau latih kami guna kuat
Kau ajari kami guna menang
Kau bimbing kami untuk mengarah ke sukses
Kau marah ketika kami menyerah
Kau kecewa ketika kami gagal
Tapi kau bahagia ketika kami menang Guru…
Perjuanganmu sungguh mulia
Kau rela mengorbankan semuanya
Demi kami anak-anak bangsa
Puisi Bagi Guru – Pembuka Gerbang Dunia
Oleh : Anonimous
Dulu aku bodoh
Dulu aku sama sekali tak tahu apa-apa
Aku tak tahu teknik baca tulis
Aku pun begitu bebal untuk bisa menghitung
Semuanya berubah ketika aku mengenalmu
Kau yang biasanya kusepelkan dengan sabar membimbingku
Kau ajarkan aku baca tulis
Kau tularkan sebundel ilmu hitungan
Kau begitu sabar
Kau begitu teliti dan tangkas mengajari dan membimbingku
Nggak jarang aku putus harapan dan malas dalam belajar
Namun, kau dapat membuka gerbang semangatku kembali
Aku tak tahu andai orang sepertimu tidak tercetus di dunia
Akan jadi apakah aku andai orang sepertimu tidak ada
Orang yang membuka jalan mengarah ke masa depa
Orang pendahuluan gerbang dunia untukku
Puisi Guru – Si Tua dalam Wadah
oleh I Gusti Putu Satia Guna
Ketika mendung
Awan silam, angin kungkung
Si tua tersebut masih saja
Mengerang merangrang
Memang manusia
Manusia lelah pada kalah
Manusia gelisah pada kisah
Manusia malu pada waktu
Dan mati pada hati
Sepucuk angin nyiur menyentuh
Ujung cemara yang mengering
Anak-anak ilalang menusuk
Telapak kaki, mengoyak butir-butir kerinduan
Rindu pada merdu angin sore
Ketika mata mulai menyapa
Kau meredup
Dan aku membuka pijakan baru
Puisi Bagi Guru Tercinta
Terima Kasih Guruku
Guru…
Enkau menuntun ku masing-masing hari
Setiap masa-masa dan setiap ketika hatimu sunguh mulia
Enkau ialah orang tua ku yang ke2 dalam hidup ku
Setiap hari
Kau curahkan ilmu
Untuk bekalku nanti
Enkau ialah patriot pahlawan bangsa
Terima kasih guruku karna
Enkau lah aku menjadi pintar
Enkau ku sebut
Pahlawan tanpa tanda jasa
Puisi – Guruku yang mulia
oleh Yuli Meynar Pratiwi
Guruku….
Engkau seperti rembulan yang mempunyai cahaya yang paling terang.
Engkau bak matahari yang menyinari bumi sepanjang zaman.
Engkau ibarat malaikat yang membimbing insan ke jalan yang benar.
Guruku….
Engkau korbankan waktumu guna mendidik dan melatih kami.
Tutur kata dan bahasamu yang lembut,membuat kami merasa nyaman dikala anda sedang mengajar.
Guruku….
Maafkan lah semua ucapan dan tindakan kami yang barangkali telah mengiris dan mengoyak-ngoyak hatimu.
Guruku….
Kami siswa mu tidak jarang kali mendoakan supaya engkau sehat dan disetiap langka mu di sertai Allah swt
amin.
Puisi Guru – Yang Tak Pernah Berhenti Berkata
oleh Pandu Prabowo Jati
Di sudut malam kumembisu
Termenung bakal segala dosa hariku
Bibir serasa keluh
Takkala kuucap maaf kesekian kalinya
Aku tahu,
Senyum semu yang anda tampilkan
Beribu beban yang tak tertahankan
Karena aku
Aku malu, sungguh
Ketika aibku anda tanggung
Saat mereka mencibir sebab aku
Betapa tabah hati yang anda tanam
Dibalik riangmu yang terenggut
Aku malu pada diriku
Takkala terucap janji-janji
Takkala terucap sesalnya hati ini
Tak sekalipun aku beranjak
Hingga ku tahu
Kini kau tidak jarang kali ada
Tak sekalipun gentar, walau mereka hina
Merubah batu menjadi berlian
Merubah kami lebih baik
Terima kasih ku sematkan
Rasa syukur aku panjatkan
Teruntuk engkau
Yang tak pernah berhenti berkata
Daftar Puisi Guru
Guru Maafkanlah
Butiran air mata kami ketika ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
Karena yang lebih berarti merupakan
Butiran air hujan yang paling deras
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui dengan sarat hati ikhlas
Semua tersebut kau lakukan melulu untuk kami..
Panasnya suasana ketika ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
Karena yang lebih berarti merupakan
Panas teriknya matahari yang terpancar
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui dengan sarat hati sabar
Semua tersebut kau lakukan melulu untuk kami..
Namun.., Sedih yang kau rasakan ketika ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu berarti apa-apa
Karena yang lebih berarti merupakan
Betapa sedihnya kami ketika ini..
Ketika seluruh jasa mulia yang kau berikan
Tak dapat kami lalui dengan sarat balas budi
Guruku maafkanlah kami..
Puisi Guru – Bungaku
oleh Erina Napitupulu
Guruku……….
Kala fajar menyising,
Lengan baju turut Engkau singsing
Segala kepunyaan yang menyamankan
Rela Engkau sisihkan
Kala mentari beranjak senja
Matapun redup seketika
Semua nama tidak jarang kali Engkau bawa
Dalam doa dan harapan.
Guruku………..
Berlapis peluh.
Bermodal hati pun pengetahuan
Berbagi kepadaku dan kepadanya
Juga mereka.
Seberkas sinar pagimu
Membuka mata hatiku
Selangkah laju kutuju
Kan kusambut disetiap hariku,
Guruku………..
Tak tidak sedikit yang bakal ku katakan
Karen tanpa katapun jasamu nyata
Mengalir di semua jiwa
Tak terdapat yang bisa kuberikan
Karena tanpa pemberianpun
Jasamu tetap ada.
Trimakasih guruku…..
Selamanya bagiku…….
Doaku untukmu
Puisi Bagi Guru – Sumber Ilmuku
Oleh Dadenargabisma
Guru kau ialah sumber ilmuku
Sumber ilmu yang sudah lamaku cari dan
Kini telah memenuhi perjalanan hidupku
Guru keramahan sikapmu seakan
Mempermudah masuknya berbagai
Macam ilmu yang berfungsi untukku yang Haus bakal Ilmu dan bakal menjadi sebuah tuntunan untuk Perjalanan hidupku
Guru ketika kau menyerahkan ilmu kepadaku Hati
ini memahami harapanmu supaya ilmu yang kau Berikan
Akan bermanfaat diperjalanan hidupku kelak
Guru kumerasa terkadang diri ini sudah Mengecewakanmu
Dengan sikapku danku belum dapat untuk
Mengendalikan emosi yang terdapat didalam jiwaku
Guru untuk seluruh ilmu yang sudah kau berikan
kepadaku kuhanya dapat berterimakasih
Danku berjanji tak akanku
mengcewakanmu.
Puisi – Guruku Layaknya Pelangi
Oleh Najwa Futhana Ramadhani
Seorang pemberi ilmu itu
Tampak laksana pelangi
Yang sering mengajari untuk ini-itu
Lima belas huruf
Lima suku kata
Digabung dalam satu kalimat
Layaknya pelangi
Dapatkah kuulangi,
Dengan huruf dan suku kata lain?
Empat huruf, dua suku kata,
Guru
Guru layaknya pelangi
Yang tidak jarang kali berkenan mengajarkan mengenai ini itu
Dan tidak jarang kali memberi motivasi
Agar terus bekerja keras sampai mendapat buahnya yang manis
Guruku layaknya bianglala …
Yang tidak jarang kali mengajari guna berbagi
Yang tidak jarang kali mengajari guna sesama yang membutuhkan
Guruku layaknya bianglala …
Puisi – Guru tercinta
oleh Yeni erawati
Guru………..
Engkaulah harapanku
Engkau yang mendidik kami
Aku berterima kasih kepadamu ibu guru
Guru………..
Hampir masing-masing hari anda bertemu
Kita bartemu disekolah
Disekolah kami menggali ilmu dengan mu guru
Guru…………
Kau tidak jarang kali disisiku
Kalau anda berpisah aku rela
Aku menyayangimu guru
Puisi Guru – Dari Muridmu
oleh Nanda Insadani
Tergurat di hatiku celoteh
yang membosankan
Perihal disiplin, tertib, kesopanan
Demi kami dan guna kami
Dengan harapan besok kami mengerti
Risau melanda bila kau ada
Bahagia seisi hati bila kau tak di sisi
Pikiran kami terbalik semenjak mengenalmu
S’bab kami sudah meremehkan sekepal ilmu
Mari, lumat berakhir kebodohan kami!
Genggam erat sekarung ilmu yang hendak kau beri
Lalu taburkan di lahan jiwa kami!
Tak lupa, siramilah kami dengan pancuran kasih dari hati
Barangkali dokter, menteri, dan polisi
Itulah buah ajarmu yang kau nanti
Jangan sungkan bila anda mau mengajarkan
Sungguh, lumayan ilmu sejati dan akhlak terpuji
untuk kami.
Itulah kumpulan
puisi guru sang pahlawan tanpa tanda jasa semoga puisi bermanfaat, jangan lupa untuk membaca
Puisi Kemerdekaan Terima kasih.